RSS

Laman

semua ilmu yang ada di sini boleh disalin-tempel (copy paste), asal ditulis sumbernya, ya kawan... terima kasih... :)

Kai Fu Lee

Kai Fu Lee adalah mantan karyawan Microsoft yang berpindah ke Google. Awal mula Kai Fu Lee berpindah ke Google adalah saat perpindahan dan pengangkatannya sebagai Vice President pada Agustus 2000 dan ditarik ke Redmond, markas perusahaan, kota satelit di pinggiran Seattle, Washington. Kai Fu Lee tidak merasa bahagia, hatinya telah tertambat pada potensi kawula muda Cina yang luar biasa. Selama di Cina, dia telah memulai tekadnya unuk mencetak ribuan tenaga ahli di bidang teknologi komputasi — meneruskan idealisme ayahnya yang belum terwujud, yaitu memajukan negeri leluhur. Maka, walau telah mapan di salah satu perusahaan terbesar dan paling bergengsi di dunia, dia kerap ke Beijing untuk mengajar dan membantu para mahasiswa belajar cara untuk maju di tengah persaingan dunia modern. Untuk itu, pada 2004 Lee bahkan menerbitkan buku How-to dalam bahasa Mandarin, Be Your Personal Best, yang dalam tempo enam bulan terjual 400 ribu kopi, dan meluncurkan situs kaifulee.com yang menarik puluhan ribu kawula muda untuk minta saran tentang pekerjaan dan kuliah.
Kedua aktivitas ekstra tersebut mengibarkan nama Kai Fu Lee ini menjadi selebriti di kalangan kawula muda di kampus-kampus seantero Cina. Dapat kita lihat bahwa nasionalisme Kai Fu Lee sangat tinggi sehingga tidak mengherankan bila ia merasa sakit hati manakala ras Tionghoa dilecehkan olah petinggi Microsoft. Ini adalah kekecewaan yang pertama. Berikutnya, Menjelang penghujung 2004, Lee mulai merasa terganggu dengan kemajuan Microsoft yang lambat di Cina. Dia melihat, banyak hal yang mesti diperbaiki. Sebab itu, memasuki 2005, dalam sebuah rapat dengan CEO Steve Ballmer dan para petinggi Microsoft lainnya, dia mengusulkan agar aktivitas R & D di Cina yang tersebar disatukan. Usulan ini ditolak. Lee kecewa dan ini yang kedua karena di Microsoft ia tidak memperoleh kebebasan. “Saya menyimpulkan, kecil kemungkinan dilakukan perubahan berarti di MSR Cina,” tutur Lee. “Saya juga menyimpulkan bahwa sudah saatnya bagi saya meninggalkan Microsoft,” tambahnya.
Pada akhir Juli, Lee memasang sebuah artikel di situs web-nya untuk menerangkan kepada para mahasiswanya mengapa dia meninggalkan Microsoft. Saya Perlu Menuruti Hati Saya, begitu judul artikel tersebut. “Microsoft itu sebuah perusahaan yang luar biasa, dan banyak sekali yang bisa kita pelajari darinya,” tulis Lee. “Tapi Google adalah perusahaan yang membuat saya merasakan shock. Alasan mengapa Google bikin saya shock adalah passion untuk menciptakan generasi baru teknologi. I found treasures in Google everywhere. Teknologi dan produk mereka jauh melebihi ketimbang sekadar mesin pencari.”
Faktor lain yang menjadi kejutan, masih menurut Lee, adalah hasrat besar untuk berinovasi, kejujuran, bekerja untuk orang biasa, emotional charm, kebebasan, transparansi. Pendek kata, “Budaya Google dan kawula muda Cina yang luar biasa akan membentuk Google Cina yang hebat!”
Lee menyudahi artikelnya dengan catatan bahwa dia ingin melakukan sesuatu yang besar dalam hidupnya — membantu para kawula muda — dan dia memutuskan pergi ke tempat yang pengaruhnya paling besar. Dia memilih pergi ke Google. Satu benang merah untuk Kai Fu Lee, yakni kebutuhan akan aktualisasi diri tidak ditemukannya ketika berada di Microsoft. Menurut Maslow, aktualisasi diri merupakan tingkatan tertinggi dalam hierarki kebutuhan manusia. Aktualisasi diri adalah dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Kai Fu Lee berusaha untuk mencari tempat di mana kebutuhan aktualisasi diri itu bisa ia peroleh. Selain itu, akibat tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualaisasi diri, tingkat kepuasan Kai Fu Lee tidak mencapai titik yang optimal. Hal ini juga diperkuat kurangnya otonomi wewenang secara psikologis dalam pekerjaan Kai Fu Lee seperti usul penyatuan MSR di Cina yang ditolak. Bertolak pada persamaan matematika yang ditulis Kai Fu Lee, “Muda + Kebebasan + Keterbukaan + Model Baru + Manfaat Bagi Masyarakat Umum + Kepercayaan = Google. Karena variabel-variabel dalam persamaan tersebut yang tidak lain adalah aktualisasi diri Kai Fu Lee tidak terpenuhi di Microsoft, Kai Fuu Lee hengkang ke Google.
Secara pribadi, dipandang dari sudut etika, tindakan Kai Fu Lee di bawah ini perlu untuk dipertanyakan.
a. Mengirim email kepada CEO Google sebagai awal proses pertemuan Kai Fu Lee dengan pihak Google.
b. Melanggar perjanjian yang telah ditandanganinya.
Dari kedua butir di atas, Kai Fu Lee dapat dikatakan tidak memiliki komitmen normatif yang menjadikannya bertahan karena alasan etis setidaknya sampai dengan surat perjanjian berakhir. Hal itu bisa dilakukan dengan strategi politis. Akan tetapi, nampaknya memang sudah menjadi karakter Kai Fu Lee untuk berpindah dari jenjang karir satu ke jenjang karir lainnya dengan niat positif seprti ungkapannya berikut ini, "Dengan kepemimpinan tim kuat sangat di tempat, tampaknya saat yang sangat baik bagi saya untuk pindah ke bab berikutnya dalam karir saya." Dua eksekutif di perusahaan telah mengambil alih peran Lee, Boon-Lock Yeo, yang kini bekerja sebagai direktur kantor rekayasa Google Shanghai, akan mengambil alih departemen teknik, dan John Liu, VP penjualan dan operasi, akan menggarap sisi bisnis dan operasi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Taruh kode widget disini
Taruh kode widget disini